Mar 27, 2018

Biografi Laksamana Cheng Ho

Biografi Laksamana Cheng Ho

Laksamana Zheng He, atau Cheng Ho, Sam Po Kong, Sam Po Toa Lang, Sam Po Thay Jien, Sam Po Thai Kam, atau Haji Mahmud Shams (nama Arab) adalah seorang pelaut sekaligus penjelajah dunia terkenal yang berasal dari Cina yang melakukan beberapa perjalanan pada sekitar tahun 1405-1433 di masa pemerintahan Kaisal Yongle (kaisar ketiga Dinasti Ming). Laksamana Cheng Ho pernah menjadi pemimpin armada terbesar dan terkuat di dunia dengan membawa 300 kapal dengan 30 ribu tentara dan anak buah kapal.

Terlahir dengan nama Ma He pada tahun 1371 M, dan merupakan anak kedua dari Ma Hazhi dan Wen. Terlahir dari kedua orang tua yang berasal dari Yunnan dan bersuku Hui yang mayoritas beragama Islam, dimana ayahnya dikenal dengan nama Haji Ma, kata Hazhi sendiri diketahui berasal dari bahasa arab Hajj yang diberikan pada ayah Cheng Ho yang sudah melaksanakan ibadah haji di Mekkah. 


Pada usia 12 tahun pasukan Ming berhasil menaklukkan Yunan, dan ayahnya Haji Ma yang merupakan seorang kepala suku memimpin perlawanan melawan Kaisar kedua dinasti Ming, dan beliau mati dalam pertempuran. Cheng Ho kecil sangat sedik dengan kepergian ayahnya, ditambah lagi melihat ibu dan adiknya yang ditawan.

Cheng Ho memberikan penawaran untuk menjadi kasim (abdi dalam) kerajaan Ming dan rela untuk dikebiri asalkan adik dan ibunya di bebaskan, melihat keberanian dari Cheng Ho, Jendral Poh Yu Te yang menjadi pemimpin pasukan kerajaan Ming di Yunan saat itu akhirnya memenuhi permintaan Cheng Ho tersebut. Cheng Ho dikenal sebagai kasim yang rajin, berdisiplin tinggi, dan taat dalam menjalankan ibadahnya sebagai seorang muslim.

Bahkan Cheng Ho juga aktif untuk membantu kerajaan Ming dalam memperluas daerah kekuasaannya, perawakannya yang tinggi besar dan wajah lebar membuatnya nampak gagah dan kharismatik untuk bisa dipercaya menjadi seorang pemimpin. Seorang sejarawan Cina menyebut bahwa Cheng Ho sering menunaikan ibadah di Mesjid Niuw Che yang merupakan mesjid tertua di Beijing yang dibangun oleh seorang imam dari Persia. Sampai sekarang Mesjid Niuw Che masih ada dan dilindungi oleh pemerintah Cina, selain itu mesjid ini juga dijadikan sebagai monumen Islam.

Dalam sejarah tercatat ada 7 kali misi penjelajahan yang dipimpin oleh Laksamana Cheng ho, ada banyak kerajaan dan negara yang dilewatinya saat itu, namun dengan kekuatan militer yang dimilikinya saat itu Cheng Ho selalu bersikap persuasif dan tidak melakukan penjajahan, meskipun misinya untuk memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Ming namun Cheng Ho menghormati kedaulatan kerajaan atau negara lain.


Kapal Cheng Ho
Penjelajahan Laksamana Cheng Ho

Pelayaran pertama pada sekitar tahun 1405, dimana sebelum berangkat Laksamana Cheng Ho memimpin armadanya untuk menunaikan ibadah shalat di sebuah mesjid di kota Quanzhou. Ekspedisi pertama ini mampu mencapai wilayah Selat Malaka, Sumatera dan Jawa.

Pada tahun 1407-1408 Laksamana Cheng Ho kembali melakukan penjelajahan laut kedua dengan rute yang sama namun mampu menembus sampai Srilanka.

Ekspedisi  yang ketiga dilakukan kembali pada tahun 1409-1411 dan kali ini mampu mencapai Srilanka, India, dan semenanjung Afrika

Pada misi penjelajahan keempat ditahun 1413-1415 Laksamana Cheng Ho mampu mencapai Teluk Persia, Afrika Timur (Mogadishu), Maladewa dan Aden.

Ekspedisi yang kelima ditahun 1416-1419 mengulangi kembali rute penjelajahan keempat

Pada penjelajahan yang keenam di tahun 1421-1422 rute perjalanan semakin luas dan mampu mencapa negara-negara di Jazirah Arab atau Timur Tengah, dan meskipun tidak ada bukti otentik tentang kehadiran Cheng Ho di  Mekkah, namun sebagian orang meyakini bahwa pada ekspedisi keenam ini Cheng Ho melaksanakan rukun Islam kelima yaitu menunaikan ibadah Haji.

Pelayaran Laksamana Cheng Ho yang ketujuh pada tahun 1430-1433 mampu mencapai laut merah, Afrika dan Timur Tengah.

Kapal yang digunakan oleh Laksamana Cheng Ho disebut juga “kapal pusaka” dan merupakan kapal terbesar di abad ke-15, dimana panjangnya mencapai 138 m (44,4 zhang) dan lebar 56 m (18 zhang). Bahkan menurut sejarawan JV Mills kapal tersebut berkapasitas 2500 ton. Dan diperkirakan besarnya lima kali dari pada kapal Columbus. Model kapal Laksamna Cheng Ho ini kemudian menjadi inspirasi bagi petualang Portugal dan Spanyol untuk menjelajahi Asia.

Ekspedisi Cheng Ho
Laksamana Cheng Ho menjelajahi berbagai negara di Asia sampai Afrika, diantaranya adalah :

1. Malaka, Penang, dan Kelantan (bagian dari Malaysia)Taiwan
2. Vietnam
3. Pulau Sumatera, Pulau Jawa (bagian dari Indonesia)
4. Sri Langka
5. India (bagian selatan)
6. Teluk Persia
7. Timur Tengah (Jazirah Arab)
8. Laut Merah (Utara Mesir)
9. Afrika sampai selat Mozambik

Dalam setiap ekspedisi Laksamana Cheng Ho membawa perbekalan berupa hewan ternak yang digunakan sebagai bahan makanan bagi para anak buah kapalnya selama melakukan penjelajahan serta kain sutera untuk dijual. Dan setiap kali kembali dari penjelajahan Admiral Cheng Ho selalu membawa pulang berbagai buah tangan mulai dari penghargaan dari 30 lebih kerajaan, termasuk Raja Alagonakkara dari Sri Lankah yang bahkan datang ke Cina untuk meminta maaf pada Kaisar Tiongkok saat itu.

Barang-barang berupa kulit, getah poho, batu berharga seperti permata, ruby, emerald dan lain sebagainya. Bahkan beberapa binatang asli Afrika seperti Jerapah dari Raja Afrika saat itu juga dibawa pulang dan dipersembahkan pada kaisar.

Ketangguhan armada Laksamana Cheng Ho dalam melakukan penjelajahan membuat namanya terkenal, bahkan Majalah Life menempatkan Admiral Cheng Ho di urutan nomor 14 sebagai orang terpenting pada millennium terakhir. Peta navigasi yang digunakan Cheng Ho bahkan mampu merubah peta navigasi dunia.

Armada kapal Laksamana Cheng Ho merupakan yang terbesar sepanjang sejarah dan sampai saat ini kapal kayu yang digunakannya memiliki kayu terbanyak dan terbesar yang pernah ada. Admiral Cheng Ho dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, hal ini terbukti dari banyaknya armada laut yang dibawahnya, tapi beliau tidak pernah melakukan penjajahan di wilayah manapun armadanya merapat, bahkan Admiral Cheng Ho lebih suka melakukan pendekatan yang persuasif dan menjalin kerja sama dan bisnis dan tetap menjaga kedaulatan kerajaan yang disinggahinya, hal ini jugalah yang membuat proses asimilasi dengan masyarakat lokal dan penyebaran agama Islam berlangsung dengan damai.

Sebagai seorang muslim yang taat diketahui bahwa bulan Ramadan merupakan waktu yang paling disukai oleh Admiral Cheng Ho, dimana ketika Ramadan tiba Cheng Ho lebih memilih untuk pulang ke kampung halamannya untuk menjalankan ibadah puasa, karena merasa di kampungnya suasananya lebih semarak. Setiap kali berlayar Laksamana Cheng Ho selalu membawa tokoh muslim untuk memimpin berbagai aktivitas keagamaan selama pelayaran seperti penguburan jenajah di laut, memimpin shalat hajat saat armadanya harus menghadapi ganasnya badai dilautan, serta shalat berjamaah sebelum melakukan pelayaran.

Pengaruh Laksamana Cheng Ho di Indonesia
Laksamana Cheng Ho tercatat melakukan ekspedisi sebanyak tujuh kali dan setiap kali berlayar pasti selalu mengunjungi wilayah Indonesia. Saat singgah di Samudera Pasai, Cheng Ho memberikan buah tangan pada Sultan Aceh berupa lonceng raksasa “Cakra Donya” yang sampai saat ini masih tersimpan di mesium Banda Aceh.

Sedangkan saat berlabuh di Cirebon (Muara Jati) Laksamana Cheng Ho memberikan cindera mata pada Sultan Cirebon berupa piring keramik bertuliskan ayat kursi dan masih tersimpan di Keraton Cirebon. Laksamana Cheng Ho juga bahkan sempat mengunjungi kerajaan Majapahit dimasa pemerintahan Raja Wikramawardhana.

Bahkan di Semarang terdapat peninggalan Laksamana Cheng Ho berupa Kelenteng Sam Po Kong serta sebuah patung  yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong. Besarnya pengaruh di Semarang terjadi karena pada saat melakukan ekspedisi melalui Laut Jawa, salah satu orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho menderita sakit keras, sehingga akhirnya armada harus merapat di pantai Simongan, Semarang. Di masa penyembuhan inilah proses asimilasi (pembauran) dan penyebaran agama Islam di Semarang berlangsung.

Admiral Cheng Ho juga dikenal sebagai orang yang dermawan dan peduli dengan kemakmuran mesjid, dimana tercatat pada tahun 1413 beliau mendukung renovasi Mesjid Qingging, dan pada tahun 1430 beliau juga merenovasi Mesjid San San di  Nanjing yang rusak akibat kebakaran.

Ekspedisi terakhir yang dilakukan pada tahun 1432 di wilayah Lautan Hindia dan dan Sri Lanka. Setelah itu beliau lebih banyak menjalankan aktivitas keagamaan dan sebelum wafat beliau berpesan agar jenajahnya di benamkan di laut sebelum matahari terbenam.

Laksamana Cheng Ho wafat karena sakit dengan tasbih ditangannya. Kepergian sang legenda ditangisi oleh banyak orang, terutama para prajurit dan anak buah kapal yang  pernah di pimpinnya.

Menurut sejarawan Cina, permintaan Laksamana Cheng Ho untuk dibenamkan dilaut tidak jadi dilakukan karena tidak ada seorangpun yang berani membenamkan jenazah sang pelaut ulung nan arif dan bijaksana ini, sehingga pada akhirnya jenazahnya di makamkan di depan sebuah mesjid di Nanjing dalam sebuah upacara kebesaran militer yang dihadiri langsung oleh Kaisar Dinasti Ming pengganti Kaisar Yongle yaitu Kaisar Xuande.
Biografi Laksamana Cheng Ho
4/ 5
Oleh
Add Comments

Komentar yang bersifat Spam, SARA, Konten Dewasa akan dihapus
EmoticonEmoticon